·
Pengertian
Job Enrichment
Job enrichment merupakan suatu
pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan guna meningkatkan motivasi
instrinsik dan meningkatkan kepuasaan kerja. Pekerja diberikan kekuasaan atas
pekerjaannya, mereka dapat membuat pekerjaan mereka menjadi lebih terspesialisir
dan sederhana.
Dari hal tersebut pekerja dapat
mengembangkan kecakapan yang mereka miliki. Selain itu, job enrichment mampu
membuat pekerja menjadi termotivasi agar berhasil dalam mencapai kepuasaan
kerja. Sebab dalam job enrichment disini pekerja melakukan pekerjaan dengan
kemampuan mereka sendiri.
Namun, tidak semua dapat melakukan job
enrichment karena untuk dapat melaksanakan job enrichment pekerja diharapkan
memiliki tanggung jawab. Bila mereka tidak mampu melaksanakan tanggung jawab
ini tentu semua pekerjaan tidak dapat berjalan baik. Misalnya saja dalam
tahapan merancang kembali pekerjaan disini dituntut adanya kreativitas dari
pekerja. Agar pekerjaan yang dilakukan dapat terlihat menjadi lebih besar,
bervariasi, dan kecakapan lebih luas. Dari situ pekerja juga dapat mengoreksi
pekerjaannnya sendiri. Karena dalam
job enrichment dituntut kemampuan dari para pekerja sehingga mampu memotivasi
secara instrinsik, maka kemungkinan absensi dan perpindahan kerja akan
berkurang. Adanya motivasi tersebut membuat pekerja ingin melakukan yang
terbaik bagi pekerjaannya.
Contoh
: Seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di suatu universitas ia juga
dapat membantu anak-anak dibawah jenjang pendidikannya untuk mengajar
anak –anak tersebut dengan cara membuka tempat les atau tempat untuk belajar.
·
2. Langkah-Langkah
dalam Redesign Pekerjaan Untuk Job Enrichment
A. Menggabungkan beberapa
pekerjaan menjadi satu.
a. Menjadi lebih
besar
b. Lebih bervariasi
c. Kecakapan
lebih luas
B. Memberikan modul kerja
untuk setiap pekerja.
C. Memberikan kesempatan
pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab.
a. Kesempatan
mengatur prosedur kerja sendiri
D. Memberikan kesempatan pekerja
menghubungi kliennya sendiri secara langsung.
a. Orang – orang
yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
E. Menciptakan sarana –
sarana umpan balik.
a. Pekerja dapat
memonitor koreksi diri.
·
3. Manajemen Ilmiah
A. Pekerjaan disederhanakan secara
dispesialisir.
B. Prosedur pekerjaan yang
efisien àditentukan oleh insinyur industry
C. Para pekerja diberikan
instruksi untuk melaksanakan prosedur kerja.
Contoh
: tahap perakitan mekanis.
·
4. Pertimbangan-Pertimbangan
Dalam Job Enrichment
A. Jika pekerjaan terspesialisir
dan sederhana dirancang kembali untuk memotivasi secara intrinsik pada pekerja,
maka kualitas pelaksanaan kerja pekerja akan meningkat.
B. Absensi – absensi dan
perpindahan kerja akan berkurang.
C. Dimensi inti yang
berkaitan dengan motivasi intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan Oldham
), yaitu:
a. Keragaman ketrampilan (skill variety)
Banyaknya
ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam
ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan. Misalnya,
seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang
berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan
pencatatan penjualan.
b. Jati diri tugas (task identity)
Tingkat
sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya
dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang dirasakan
sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak
merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas. Misalnya,
seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan konsumen,
kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.
c. Tugas yang penting (task significance)
Tingkat
sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain,
baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama
maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan
berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah tangga ingin mengeluarkan produk
panci baru. Para karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa
panci yang sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu masa kini. (tugas tersebut memberikan
kepuasan tersendiri bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung
akan memberi manfaat kepada pelanggan)
d. Otonomi
Tingkat
kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan
keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan
prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi
kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat
menimbulkan kepuasan kerja. Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu
karyawan untuk memperebutkan tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan
ide dan caranya sendiri untuk menarik perhatian klien . Karyawan diberi
kebebasan untuk mengatur sendiri waktu kerja dan waktu istirahat.
e. Umpan balik (feed back)
Memberikan
informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga para pekerja
dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan. Misalnya, dalam
menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik dari
atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan
dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang
dijual, pelayanan, dll.
Jadi
kondisi psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi utama
dalam tugas akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah termotivasi
secara internal. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment
tergantung oleh kekuatan kayawan untuk berkembang dan berpikir positif.
Kesimpulan
: Menurut saya dari penjelasan yang
tertera pada diatas bahwa Job enrichment
merupakan suatu pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan guna meningkatkan
motivasi instrinsik dan meningkatkan kepuasaan kerja. Dengan langkah-langkah
dalam Redesign Pekerjaan Untuk Job Enrichment dan pertimbangan-pertimbangan
dalam job enrichment. Pekerja diberikan
kekuasaan atas pekerjaannya dan pekerja dapat mengembangkan kemampuannya yang
mereka miliki.
Daftar
Pustaka
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr.
MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka
Citra.
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen
Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Wirawan, Sarlito. (2005).Psikologi Sosial (Psikologi
Kelompok dan Psikologi Terapan).Jakarta :Balai Pustaka.
Sunyoto Munandar,
Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar