1.
Definisi Psikoterapi.
Psikoterapi berasal dari kata psiko
yang berarti kejiwaan atau mental dan terapi yaitu penyembuhan. Psikoterapi
adalah proses formal interaksi antara dua orang atau lebih, dan salah satu
berposisi sebagai penolong dan yang lain ditolong dengan tujuan perubahan atau
penyembuhan. Menurut (Allen E. Ivey, dan Lynn Simek. Downing 1980) Psikoterapi
juga bisa disebut suatu proses nerjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi
dan perubahan besar dalam struktur kepribadian.
·
Psikoterapi
menurut beberapa tokoh :
A.WATSON& MORSE (1977)
Psikoterapi dirumuskan sebagai
bentuk khusus dari interaksi antara dua orang,pasien dan terapis pada mana
pasien memulai interaksi dengan mempergunakan dasar psikologi dan terapis
menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologi untuk membantu pasien
meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubaj
pikiran ,perasaan dan tindakannya.
B. CORSINI(1989)
Proses formal dari interaksi antara
dua pihak,setiap pihak terdiri dari satu orang tetapi ada kemungkinan terdiri
dari dua orang atau lebih pada setiap pihak dengan tujuan memperbaiki keadaan
yang tidak menyenangkan karena ketidak mampuan pada salah satu dari bidang
berikut: fungsi kognitif,fungsi afektif,fungsi perilaku.
C. WATKINS(Dalam Wolman ,1965)
Disiplin dari ilmu lain maka dari
itu perumusan mengenai psikoterapi dibagi menjadi :
- (Wolberg,1954)
psikoterapi adalah bentuk perawatan
(treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi dimana seseorang yang
terlatih dengan sesama membentuk hubungan profesional dengan pasien dengan
tujuan mengindahkan, mengubahatau mencegah munculnya gejala dan menjadi
pelantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadiannya.
- (Whitaker & Malone 1953)
psikoterapi adalah meliputi semua
upaya untuk mempercepat pertumbuhan manusia sebagai pribadi
- Whitaker & Malone 1953
Perubahan pada aspek emosi dalam
hubungan antar pribadi yang meningkatkan pertumbuhan pada salah satu atau semua
yang ikut terlibat.
- (Rogers,1942)
menitikberatkan pada usaha untuk
mencapai penyesuaian dengan masyarakat dengan kebudayaan yang ada.
D. SARWONO(2009:273)
Psikoterapi adalah upaya intevensi
oleh psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. Pada
dasarnya, metode psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi
dalam praktik banyak variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang
mendasarinya dan jenis masalah yang sedang dihadapi klien.
Berdasarkan pengertian menurut tokoh
diatas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi adalah suatu kegiatan untuk
menyembuhkan masalah baik itu masalah perilaku,perasaan, pikiran dan termasuk
terapi kejiwaan dimana didalam nya terdapat interaksi antara pasien dengan
terapis.
2.
Tujuan Psikoterapi
Tujuan
dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik
psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey,
et al (1987) dan Corey (1991).
·
Menurut
Corey (1991)
a) Tujuan psikoterapi dengan
pendekatan psikoanalisis adalah Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi
sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap
kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari
konflik-konflik yang lama.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah secara umum untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakuakan dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
d) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan tingkah laku adalah secara umum untuk menghilangkan perilaku dan mencari apa yang dapat dilakuakan dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun terapi dan menilai bagaimana tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya.
d) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil.
·
Menurut
Ivey, et al (1987)
a) Tujuan Psikoterapi dengan
pendekatan Behavioristik adalah untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan
berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bias
menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.
b) Tujuan psikoterapi dengan
pendekatan Gestalt, adalah agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya
dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c) Tujuan psikoterapi dengan
pendekatan Realitas adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa
dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab
dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya.
Psikoterapi merupakan alat yang dapat membantu dan penting dipelajari khususnya
oleh dokter dan para profesional lain yang berperan dalam kesehatan dan
kesehatan jiwa, namun perlu pula diingat bahwa teknik dan metodenya yang
tertentu dan bermacam-macam tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat dipelajari dan dipraktekkan dengan baik. Tentunya, dengan hanya membaca
buku ajar yang singkat ini tidaklah mungkin mencakup keseluruhan hal mengenai
psikoterapi, namun setidaknya prinsip-prinsip dasar psikoterapi dapat dipahami,
untuk dapat diaplikasikan dalam praktek sehari-hari, sehingga dapat turut
menunjang upaya peningkatan mutu pelayanan kepada pasien. Secara non spesifik,
psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik
atau khusus, sebagaimana telah disebutkan di atas, psikoterapi merupakan
rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (catatan: teknik
merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan
tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai
ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang dokter akan dapat
memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila
seorang dokter tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak
akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat menghindarkan
hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
unsur-unsur psikoterapi?
·
Menurut Masserman (dalam Maulany,
1997) telah melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup
unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
- Peran sosial psikoterapis
- Hubungan (persekutuan terapeutik)
- Hak
- Retrospeksi
- Re-edukasi
- Rehabilitasi
- Resosialisasi
- Rekapitulasi
Penjelasannya
:
·
Peran sosial
Peranan sosial sangat dibutuhkan
terutama agar bisa di dapat tentang klien.
·
Hubungan psikoterapeutik
Terapis mendengarkan dengan penuh
perhatian klien. Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien
atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan klien pada saat yang tepat.
·
Psikoterapi sebagai kesempatan untuk
belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap
tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk
belajar kembali. Klien memberi kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan
dan keinginan untuk berubah.
·
Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang
penting di dalam psikoterapi. Klien mengetahui bahwa dirinya dapat
mempercayai otoritas terapis. Dan dirinya akan diperlakukan dengan penuh
hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka
tanpa adanya penolakan. Sedangkan harapan dan ketakutan dapat sesekali
menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi.
·
Hak
Setiap klien mempunyai hak-haknya
masing-masing. Ketika hak-hak klien sudah terpenuhi maka terapisnya bisa
berjalan lancar.
3.
Perbedaan antara psikoterapi dan konseling?
–>Konseling pada umumnya
menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang
mengalami gangguan psikologis.
–>Konseling lebih edukatif,
sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih
rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
–>Konseling lebih terstruktur dan
terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterpai sengaja
dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang
terus.
Menurut Tolbert konseling adalah
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana
konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa
depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi
untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseling dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang. Sedangkan pendapat Wolberg mengemukakan
pendapatnya mengenai perbedaan antara konseling dan psikoterapi. Konseling
bertujuan untuk memberikan support dan mendidik kembali (supportive dan
reeducation), sedangkan pada psikoterapi berhubungan dengan tujuan
merekonstruksi kepribadian seseorang (reconstructive).
4.
Bentuk Terapi.
Menurut J.P. Chaplin pendekatan
psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :
a)
Biological
Meliputi keadaan mental organik,
penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey,
Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya
insulin.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
- Sebutkan dan jelaskan bentuk utama dari terapi: a.
supportive, b. reeducative, c. reconstructive?
–>Terapi
supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau
memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan
pasien.
Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam
psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
- Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau
kepribadian)
- Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi
atau kepribadian
- Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat
menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya :
- Bimbingan (Guidance)
- Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
- Pengutaraan dan penyaluran arah minat
- Tekanan dan pemaksaan
- Penebalan perasaan (Desensitization)
- Penyaluran emosional
- Sugesti
- Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
–>Penyembuhan
Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang
mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau
modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun
metode yang dapat digunakan antara lain :
- Penyembuhan sikap (attitude therapy)
- Wawancara (interview psychtherapy)
- Penyembuhan terarah (directive therapy)
- Psikodrama
–>Penyembuhan
Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai
tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar
terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian
dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
- Psikoanalisis
- Pendekatan transaksional (transactional therapy)
- Penyembuhan analitik berkelompok